12 June 2009

Tebing Bunga Lily


Dikisahkan, ditepian tebing yang terjal dan terpencil, tumbuhlah satu tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Walau tampak seperti sebatang rumput biasa, si tunas muda itu merasa yakinbahwa suatu saat nanti dirinya akan berubah menjadi bunga lily yang cantik mempesona. Tetapi rumput-rumput liar di sekitarnya menertawakan dan mengejeknya. Bahkan burung-burung dan serangga menasehatinya supaya si tunas lily berhenti bermimpi menjadi bunga yang indah. Kata mereka, "Sekalipun kamu bisa mekar menjadi bunga lily yang cantik , tetapi karena kamu berada di tebing yang terpencil, maka tidak ada seorang pun yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu".

Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam. Bahkan ia semakin rajin menyerap air dan memanfaatkan sinar matahari untuk memeperkuat pertumbuhan akar dan batangnya. Akhirnya suatu pagi di musim semi, kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usahanya tidak sia-sia hal ini menambah keyakinan maupun kepercayaan dirinya. Bunga lily berkata kepada dirinya sendiri, "Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah akan ada orang menikmati keberadaanku atau tidak. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan jati diriku sebagai bunga lily".

Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar dan menebar bau yang harum di sekitarnya. Kini tampaklah keindahan bunga berwarna putih yang sempurna. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani mengejek atau menertawakan si bunga lily.

Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari hanya satu kuntum menjadi dua kuntum bunga, berkembang lagi danterus berkembang, sampai akhirnya tepian tebing pun diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah dan mempesona. Tebing terjal dan terpencil itu pun akhirnya berubah menjadi taman bunga lily yang sangat indah dan menarik hati. Tempat yang semula sepi itu kini dikunjungi banyak orang. Baik dari kota maupun desa, semua berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily tersebut. Akhirnya, tempat itu dikenang banyak orang dan terkenal dengan sebutan "Tebing Bunga Lily".

*****


Cerita ini mengingatkan kepada kita, bahwa kondisi kehidupan manusia disegala lapisan status sosial, sering juga mengalami penganiayaan dan penghinaan seperti kisah yang dialami oleh bunga lily.

Saat kita memiliki impian, ide, cita-cita atau apapun keyakinan kita, kadang karena keadaan kita sendiri yang lemah saat itu, memungkinkan orang lain menertawakan, memandang rendah, bahkan menghina kita. Sebenarnya hal seperti itu adalah sebuah fenomena yang wajar saja.

Jangan peduli ejekan orang lain, jangan takut dianggap remeh oleh orang lain, tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, jengkel, marah, apalagi membenci. Sebaiknya kitajadikan keraguan dan ejekan terebut sebagai cambuk untuk memperkuat tekad dan usaha untuk mencapai tujuan. Tetap yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang ada, buktikan semua mimpi dapat diperjuangkan menjadi kenyataan.

Selaras denga pepatah yang mengatakan "A great pleasure in live is doing what people say, you can not do". Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapak kita lakukan. Menghadapi segala kesangsian dan keraguan orang lain, hanya satu jawabannya : buktikan bahwa kita bisa! Kita mampu! Hanya denga bukti kesuksesan yang mampu kita ciptakan, maka jati diri kita lambat atau cepat pasti akan diakui, pasti akan diterima.


"Jadikan keraguan dan ejekan sebagai cambuk untuk memperkuat tekad dan perjuangan dengan segenap kemapuan yang ada, buktikan semua mimpi dapat menjadi kenyataan".


So, mari kita wujudkan mimpi kita agar menjadi kenyataan... keep fight, do the best, make dream come true... good luck!

No comments:

Post a Comment

Your comment here